VERSI
LAIN BUPATI PERTAMA BLORA
Hermawan
Widodo
Sebendel
naskah dengan tulisan tangan berhuruf Jawa baru memberikan data tentang sejarah
awal Blora. Naskah dengan judul “Lelampahipun Raden Tumenggung Wiryakusuma
Bupati ing Blora Kala Jaman Mataram” itu,ditulis
oleh seorang bekas guru IBO (Instituut Boedi Oetomo) Moh. Amir. Pada suatu
kesempatan Soesilo Toer, salah satu anak dari Mastoer (kepala IBO), menerima naskah
tersebut yang diserahkan oleh ahli waris bapak Moh. Amir.
Oleh
Soesilo Toer, naskah yang tidak lebih dari 12 halaman itu, diserahkan kepada
Koesalah Soebagya Toer, kakaknya. Naskah tersebut oleh Koesalah Soebagyo Toer kemudian
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan dicetak secara terbatas pada tahun
1986.
Kisah
yang tertulis dalam naskah tersebut menyebutkan, waktu itu Blora mendapat
serangan dari musuh. Raja yang berkuasa di Mataram mengadakan sayembara, siapa
saja yang mampu mengalahkan musuh yang membuat kerusakan, akan dijadikan
sebagai bupati Blora.
Ki Mertagati,
seorang yang kaya raya dan dermawan ikut sayembara melawan musuh yang membuat
rusuh di Blora. Ki Mertagati diberi bantuan pasukan untuk melawan
musuh-musuhnya. Akhirnya terjadi
pertempuran antara pasukan Mataram yang dipimpin oleh Ki Mertagati dengan para
pemberontak. Prajurit Mataram mengalami kekalahan, hingga kocar-kacir, dan banyak
pula yang meninggalkan Blora.
Ki
Mertagati kemudian mundur, membuat pesanggrahan dan istirahat untuk menyusun
kekuatan kembali. Dengan menggunakan nama raja Mataram, Ki Mertagati
mengumpulkan penduduk untuk diajak membantunya memerangi pemberontak. Atas
saran dari seorang sesepuh, Ki Mertagati membuat bendera dari karung. Semua orang membawa bendera karung itu saat
berangkat kembali menyerbu musuh. Para pemberontak melihat banyak orang yang membawa
bendera, dikira sebagai bantuan pasukan Mataram yang baru datang. Mereka
menjadi gentar, dan akhirnya dapat dikalahkan. Sesuai janji, maka oleh raja
Mataram, Ki Mertagati diangkat sebagai bupati Blora dengan gelar Ki Tumenggung
Wiryakusuma, dan mendapat seorang putri. Raden Tumenggung Wiryakusuma,
memerintah Blora hingga akhir hayatnya. Selama kepemimpinannya, Blora dalam
keadaan aman, tenang, damai dan sejahtera.
Dari
Raden Tumenggung Wiryakusuma bupati Blora pertama, silsilah berlanjut hingga ke
Moh. Amir selaku penulis. Runtutannya adalah : 1.Raden Tumenggung Wiryakusuma,
2.Mertanegara (patih Blora), 3.Jayadirja (demang Sirigadhing I), 4.Jayadirja
(demang Sirigadhing II), 5.Mertamenggala, 6.Karyatirta, 7.Mukamad Tahir
Karyameja, 8. Moh. Amir (penulis naskah).
Demikian
sekilas sejarah Blora, menurut versi tulisan tangan Moh. Amir, salah satu
keturunan dari bupati pertama Blora. Naskah tersebut sekarang tersimpan di
perpustakaan PATABA (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa), Jl. Sumbawa 40
Jetis Blora Telp.0296-5100233.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar