Sabtu, 12 Agustus 2017

PUTRI KAPTEN



Pengantar

Kalau orang memandang dari lantai dua Hotel Inturist, dari jauh akan nampak Lapangan Merah, taman pahlawan tak dikenal, Lapangan Sverdlov, gedung pameran Emitas, dan Perpustakaan Lenin. Di depan Hotel Inturist membentang Jalan Gorky, jalan utama kota Moskow, atau orang Rusia menyebutkan Moskwa.
Di jalan pengarang realisme sosialis ini Anda bisa temui patung pendiri kota terbesar di Rusia itu, Yurii Dolgorukii, penyair ala Chairil Anwar, Mayakovskii, Restoran Peking, Restoran Budapest, Gedung Teater Boneka, Kantor Berita Novosty dan teater Russia. Di hadapan teater inilah terdapat taman sekitar satu hektar dengan patung warna hitam mengilat yang indah dan anggun. Itu adalah patung penyair Aleksander Sergeyevich Pushkin (1799-1837) yang jaya dengan syair-syairnya, namun nestapa dengan kulit berwarnanya.
Pernah saya baca entah di mana Pushkin adalah lelaki berdarah negro, memiliki kaitan dengan tokoh legendaris Italia – Garibaldi, walau sudah terkontaminasi dengan ras kaukasoid. Mungkin masuk ras campuran mulat, mambo, atau bahkan yang dikenal di Amerika dengan sebutan Hispanik. Artinya sudah tidak negro hitam banget.
Tadinya Pushkin saya kira seorang migran. Ternyata ia justru lahir di Moskow pada 6 Juni 1799. Ia termasuk turunan ningrat, tuan tanah. Ayah Pushkin adalah keturunan dari salah satu keluarga bangsawan tertua Rusia yang menelusuri sejarahnya pada Biara Khutyn pada abad ke-12. Kakek ibunya adalah Ibrahim Petrovich Gannibal, seorang Afrika yang diculik dan dijadikan budak ketika masih kecil. Dia dibawa ke Rusia dan menjadi seorang pemimpin militer besar, ahli teknik, dan bangsawan setelah dia diadopsi oleh Peter Agung.
Pada tahun 1811 dalam umur 12 tahun dia masuk sekolah Liseum Imperial di Tsarkoye Selo, yang terletak tidak jauh dari St. Petersburg. Pushkin pertama kali menerbitkan puisinya pada usia 15 tahun. Ketika lulus sebagai bagian dari kelas pertama. Ketika itu panggung sastra Rusia telah mengakui bakatnya secara luas. Setelah selesai sekolah, Pushkin menempatkan dirinya di tengah-tengah budaya pemuda intelektual yang hidup dan kasar di ibu kota, St. Petersburg.
Pada tahun 1817 Pushkin mulai menulis Ruslan dan Lyudmila, sebuah epik romantik yang terdiri dari enam bagian yang diterbitkan tahun 1820 di tengah kontroversi tentang isi dan gayanya. Karena kegiatannya yang berbau vokal dengan kekuasaan dalam manuskrip-manuskripnya Ode to Liberty yang kemudian dia sebar di ibu kota Rusia menjadi perhatian penguasa dan pengarang muda itu kemudian diasingkan ke Rusia Selatan di mana dia memegang jabatan resmi di Ekaterinoslav dan di Kishinyov (sekarang ibu kota Republik Moldavia) pada 1820. Dia tinggal di sana hingga 1823.
Pada musim panas tahun 1820 bersama dengan Jenderal Rayevski ia mengunjungi tempat istirahat di Kaukasus dan Crimea untuk memulihkan kesehatannya. Di sini dia pertama kali berkenalan dengan penyair Lord Byron dari Perancis. Setelah itu Pushkin berhasil menyelesaikan puisinya yang dinilai paling jenius berjudul The Captive of the Caucasus atau Tawanan Kaukasus (1822) sebuah naratif berisi dongeng tentang seorang gadis Kaukasus yang jatuh cinta pada seorang opsir Rusia. Kemudian disusul dengan karyanya The Fountain of the Bhakchisarai atau Air Mancur dari Bhakchisarai (1827) juga Ode to Napoleon, Gipsies (Tsigan) (1827). Selama tinggal di daerah selatan Rusia itu dia bergabung dengan kelompok anti-pemerintah yang berkembang di seluruh negeri.
Pada tahun 1823 Pushkin diizinkan meninggalkan Kishinyov yang dia anggap sebagai masa yang sangat pahit dan getir. Pushkin pindah ke Odessa yang penuh dengan nuansa tanah Rusia dan pantai Laut Hitam yang membuatnya sangat senang. Namun di sini sekali lagi ia konflik dengan pejabat resmi negara sehingga kehilangan perhatian atas kehidupannya karena ia membuat pernyataan tentang ateisme yang menurutnya sangat spektakuler. Harus dicatat Rusia adalah negara yang sangat teis, utamanya Katholik Ortodoks. Dalam era sosialis sisa-sisa agama ini ada di Zagorsk.
Dia dipindahkan lagi ke Mikhailovskoye, daerah pedesaan ibunya di Rusia Utara dekat kota Peskhov dari 1824 sampai 1826. Hal ini menyebabkan dia mengalami kesulitan besar. Dalam keadaan demikian itu ia sempat mempelajari puisi populer Rusia kuno, mengoleksi kembali karya Byron dan Andre Chenier yang ternyata memberinya ilmu baru di mana Pushkin tampil sebagai sosok konservatif, ketinggalan zaman, jauh beda dari sebelumnya.
Tahun 1825 dia mencipta karya tentang tragedi hidup Boris Godunov, dramanya yang paling terkenal yang dia tulis ketika tinggal di kampung halaman ibunya. Karya itu tidak mendapatkan izin selama lima tahun dan baru terbit pada 1831 yang bergaya ala Shakespeare Inggris meninggalkan pakem sebelumnya ala Perancis.
Tidak tahu bagaimana mulanya, pada tahun 1825 Alexander Pushkin terlibat dalam persekongkolan dengan seniman-seniman sahabat dekatnya seperti Pustchin dan Kuchebechker untuk melengserkan tsar Rusia yang tiran. Mereka dikenal dengan sebutan kelompok radikal Dekabris yang berasal dari kata Desember.
Untunglah Pushkin sempat membakar semua dokumen yang menyangkut dirinya di Mikhailovskoye, dan lolos dari tuntutan hukum. Sang tsar sendiri berkenan atas tindak-tanduknya, makanya sehabis koronasi dia diperkenankan kembali ke Moskow, mendapat pengampunan dan perlindungan. Bahkan tsar sendiri memberi gelar sebagai penyair yang santun dan rendah hati. Cerita yang beredar bahwa Tsar Nicholas bercerita kepada Count Bludov pada malam yang sama: “I have just been coversing with the most intelligent man in Russia.”
Fyodor Dostoyevski gagal menyelamatkan dokumen dan dirinya hingga diadili dan dihukum gantung. Beruntung kemudian hukuman diubah menjadi seumur hidup dan dibuang ke Siberia. Ia terkena sakit jiwa dan dalam karya-karyanya dikenal sebagai pengarang pesimis yang berbakat kejam.
Tahun 1829 lahir karyanya Poltava yang berbau puisi yang menceritakan ekspedisi Charles XII melawan Pyotr. Tahun itu juga Pushkin berkunjung ke Kaukasus, kali ini bersama dengan Jenderal Paskevich, yang ia lukiskan dalam karyanya A Voyage to Arzrum (1836).
Tahun 1831 Pushkin menikah dengan Natalia Goncharov. Belakangan, Pushkin dan istrinya menjadi tamu tetap di lingkungan istana. Ketika tsar menganugerahi Pushkin gelar kebangsawanan yang paling rendah, penyair itu menjadi marah. Dia merasa bahwa hal itu terjadi bukan hanya agar istrinya, yang memiliki banyak pengagum, termasuk tsar sendiri – dapat menghadiri pesta-pesta dansa istana, melainkan juga untuk merendahkannya.
Pada tahun 1831 juga Pushkin bertemu dengan Nikolai Gogol. Keduanya kelak menjadi sahabat baik dan saling mendukung. Pushkin kemudian sangat dipengaruhi dalam bidang prosa oleh cerita-cerita lucu Nikolai Gogol. Setelah membaca kumpulan cerita pendek Nikolai Gogol tahun 1831-1832 Malam-malam di Tanah Pertanian Dekat Dikanka, Pushkin memberikan kepadanya dukungan yang kritis dan belakangan pada 1836 setelah majalahnya terbit, Kontemporer, dia memuat sejumlah cerita pendek Nikolai Gogol yang paling terkenal.
 Pada tahun 1832 Pushkin menyelesaikan karya puisinya Eugene Onegin yang bergaya Byron dan kembali mengkritik menteri luar negeri dengan gaji 5.000 rubel. Tahun itu juga dia mulai menulis tentang pemberontakan petani Pugachov yang terjadi tahun 1773 dan terbit 1836 dengan judul Putri Kapten yang merupakan karya prosa terbaiknya. Padahal sebelumnya saya hanya tahu bahwa Aleksander Pushkin adalah seorang penyair. Ternyata dia juga menulis prosa. Novel Putri Kapten ini adalah karya satu-satunya yang saya pernah baca. Walau saya hanya penggemar karya sastra Rusia dan kemudian Uni Soviet, memang terasa gaya tulisannya yang tersendat-sendat. Walau memang tiap pengarang punya gaya sendiri. Saya senang gaya Maxim Gorky, Boris Polevoi, Ostrovski, Solokov, Aleksander Bunin, Aleksander Kuprin, Jingis Aitmatov, tapi entah mengapa saya kurang suka dengan Ivan S Turgenev meskipun mereka sangat populer. Begitu pun dengan Nikolai Gogol yang seperti Idrus dari Indonesia dengan julukan raja pengarang cerpen.
Mungkin ketika menulis Putri Kapten, yang dalam bahasa Rusia Kapitanskaya Dochka atau Captain’s Daughter dalam bahasa Inggris, Aleksander Pushkin sedang coba-coba menulis cerpen atau novel yang bergaya sedikit nglantur atau sedang mengombinasikan antara fakta dan fiksi. Memang dalam dongeng Putri Kapten ini Kekaisaran Rusia sedang dilanda Pemberontakan Pugachov. Yang jelas, dalam cerita Putri Kapten ini terjadi pada era Yekaterina II, namun dia bukan anak Yekaterina I yang mempunyai nama asli Martovskaya, seorang bekas tahanan, janda buta huruf, yang menjadi babu seorang jenderal. Pyotr yang Agung justru kepincut. Istri resmi pilihan keluarga dikesampingkan. Dari perkawinan dengan Martovskaya, Pyotr punya anak perempuan, namun karena bukan berdarah biru tidak bisa menjadi tsarina. Martovkaya menjadi istri Pyotr bukan karena keinginannya sendiri. Itu sebabnya Martovskaya punya simpanan seorang pelayan asing dari Jerman sebagai gigolo. Pyotr mengetahui hubungan ini dan pelayan yang malang itu dipotong lehernya dan kepalanya ditaruh di tempat peraduan istrinya.
Pada 8 Februari 1837, dalam suatu musim dingin, Pushkin duel pistol melawan de’Anthes, seorang baron – bangsawan – dari Belanda yang memiliki nama lengkap Baron George Heckeren de’Anthes, anak angkat seorang menteri Belanda yang menikahi adik istri Aleksander Pushkin. Duel itu terjadi karena persoalan ras. Waktu itu Belanda adalah bangsa yang pongah, penakluk dunia. Afrika Selatan adalah jajahan Belanda dengan politik apartheidnya. New York di Amerika dulu milik Belanda yang dinamainya New Amsterdam. Di Amerika juga ada kota buatan Belanda – Batavia. Di Amerika Latin ada jajahan Belanda – Suriname. Singapura dulu juga milik Belanda yang kemudian pada era Raffles (Inggris) ditukar dengan Bengkulu, dengan Benteng Marlborough yang terkenal. Indonesia sendiri dijajah Belanda selama tiga setengah abad.
Dalam duel tersebut De’Anthes berlaku curang dengan mempergunakan baju zirah. Pushkin terluka parah dan tewas dua hari kemudian. Dia meninggalkan empat orang anak. Janda kembangnya kemudian kawin dengan seorang perwira dan meninggal tahun 1863 dalam umur sekitar 55 tahun. Pemerintah khawatir bahwa pada penguburannya akan terjadi demonstrasi politik, karena itu tempat pemakamannya dipindahkan ke tempat yang lebih kecil dan hanya keluarga dekat dan teman-temannya yang boleh hadir. Tengah malam tubuhnya diam-diam dicuri dan dikuburkan di tanah milik ibunya. Tahun 1880 patung Pushkin dibangun di lokasi yang bernama Tver Barrier.
Karya puisi dongeng Pushkin penuh dengan drama yang merupakan basis opera Mussorgsky dan Tchaikovsky. Lirik puisi Pushkin memiliki bahasa yang sangat indah. Ia tergolong sebagai novelis perintis Rusia. Walau sejak 1831 sebagian karyanya adalah prosa. Tahun 1831 dia menerbitkan sebagian kecil dongengnya dengan nama Ivan Belkin. Cerita-cerita pendeknya yang terkenal antara lain, The Queen of Spades (1834) dalam bukunya The History of Manor of Goryukahino (1837) Pushkin meniru karya Boris Polevoi berjudul History of Russian People.
Nah itulah riwayat penyair kulit berwarna pertama yang meninggal dalam usia 38 tahun. Naskah ini diselesaikan dari berbagai sumber antara lain, Mirsky, Genady, Annekov, termasuk pengalaman pribadi sendiri. Diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh penerjemah terbaik Indonesia: Koesalah Soebagyo Toer.
Soesilo Toer
17 Mei 2017


PUTRI KAPTEN

“Apa pun yang terjadi denganku, percayalah, pikiranku terakhir dan doaku terakhir adalah tentang kamu!”

Penulis: ALEKSANDER PUSHKIN
Penerjemah: KOESALAH SOEBAGYO TOER
Penyunting: SOESILO TOER
Penerbit: PATABA PRESS
Cetakan Pertama: Juni, 2017
Tebal Buku: xiv + 218 halaman, 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-60211-7-5
Harga: Rp. 70.000




Tidak ada komentar:

Posting Komentar