Sabtu, 12 Agustus 2017

MENJELANG




Pengantar

Pada tahun 1962 ketika saya beruntung mendapat beasiswa ke Uni Soviet (sekarang Rusia) dan menjadi mahasiswa persiapan Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas Persahabatan Rakyat-rakyat yang bernama Universitas Patrice Lumumba, salah seorang guru bahasa Rusia saya adalah Sofia Ivanovna. Tubuhnya tinggi besar, berkulit putih kekuningan dan bermata bukan biru atau cokelat, melainkan kehitaman. Rambutnya juga bukan blonde, putih, atau keperakan, melainkan kehitaman. Ketika itu tak ada masalah buat saya.
Barulah ketika saya membaca karya Ivan S Turgenev Nakanunye yang mempunyai padanan kata Pered, selesai diterjemahkan pada 5 Maret 2010 oleh Koesalah Soebagyo Toer menjadi Menjelang, nama guru bahasa Rusia itu menimbulkan pertanyaan besar. Kenapa “Sofia”? Bukankah Sofia itu ibu kota Bulgaria (atau Bolgaria?)[1] Saya berpikir, jangan-jangan orang tua Ibu Sofia, kekek-neneknya, atau bahkan buyutnya adalah migran dari Bulgaria seperti halnya Insarov, salah seorang tokoh utama dalam buku karya Ivan Sergeyevich Turgenev yang sedang Anda nikmati ini. Selain Sofia Ivanovna, pada waktu itu juga ada beberapa dosen yang berasal dari Yunani, antara lain dosen ilmu ekonomi moneter.
Rupanya sejak zaman dahulu, walaupun Rusia sendiri waktu itu adalah negeri tiran, banyak dipakai sebagai negeri tujuan penjelajah. Alexander Pushkin misalnya, dia adalah seorang penyair turunan Negro pertama yang dikenal. Bahkan Yekaterina I, tsarina Rusia terhebat di dunia sampai dewasa ini, dengan mahkota yang dihiasi berpuluh permata tak ternilai harganya adalah janda bangsa Viking. Pejuang sejati yang bahu membahu dalam memperluas Kekaisaran Rusia. Apalagi sesudah Revolusi Prancis dan abad ke-20 ketika komunisme muncul. Termasuk orang-orang Indonesia, Semaoen, Moesso, Tan Malaka, dan lainnya. Juga ketika zaman tumbangnya Orde Lama dan lahirnya Orde Baru. Para eksil di Rusia kemudian berekspatriat ke negeri Belanda. Rupanya Insarov juga seperti itu. Tokoh “siluman” misterius yang punya hubungan dengan gadis Rusia bernama Yelena. Insarov hidup serbarahasia dan tidak jelas apa kerjanya, tugasnya, dan dari mana penghasilannya. Begitulah Turgenev menggarap tokoh itu.
Turgenev adalah seorang anarkis dan nihilis seperti juga Leo Tolstoy yang digelari anarkis Katolik. Dia berumur 19 tahun ketika Alexander Pushkin tewas duel melawan de’Anthes. Turgenev lahir di Orel pada 1818 dari keluarga terpandang daerah setempat. Ayahnya bernama Sergei Nikolayevich Turgenev adalah seorang kolonel resimen kavaleri yang meninggal ketika ia berusia 16 tahun. Seperti juga Gustave Flaubert, Maxim Gorky, dan Tchaikovsky, ayah Turgenev menikah dengan wanita yang lebih tua bernama Varvara Petrovna Lutovinova karena uang. Hal itu menyebabkan wanita dengan sendirinya memiliki tingkah laku kejam – tiran, baik terhadap anak-anaknya maupun terhadap pada abdi atau budak-budaknya.
Semula Turgenev mendapat pendidikan rumah, kemudian ke universitas di Moskow, St. Petersburg dengan fokus pada studi klasik, sastra Rusia dan filologi, dan pada tahun 1839-1840 tinggal di Berlin. Ia belajar filsafat (umumnya Hegel) dan sejarah di Universitas Berlin. Selama di luar negeri itu Turgenev berhubungan dengan para intelektuil muda Rusia dan pemikir-pemikir politik radikal sehingga timbul antusiasmenya pada kebudayaan Barat dan menjadi kebarat-baratan yang berbeda dengan seorang Slavofil. Ia yakin bahwa Rusia dapat memperbaiki diri dengan meniru Barat dan membuang semua lembaga yang sudah ketinggalan zaman, seperti pemilikan petani penggarap. Seorang petani penggarap keluarganya pernah membacakan bait-baik dari Rossiad karya Kheraskov, seorang penyair terkemuka pada abad ke-18.
Pada tahun 1841 dia kembali ke Rusia menjadi pegawai sipil selama dua tahun, sebelum ia menjatuhkan pilihan mutlak pada sastra. Tulisan-tulisan awal Turgenev dalam sastra, puisi, dan sketsa, menunjukkan tanda-tanda bahwa ia seorang jenius. Tahun 1843 Turgenev menerbitkan karya berjudul Parasha, sebuah cerita bersajak yang diulas dengan sangat menyenangkan oleh Belinsky, yang saat itu merupakan seorang kritikus Rusia terkemuka. Turgenev tidak memiliki surat-surat keterangan sipil dan sangat tergila-gila dengan penyanyi kondang waktu itu bernama Pauline Garcia atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mme Viardot. Hal itu mengganggu sang ibu sehingga memotong penghasilannya. Hubungan mereka menjadi tegang dan Turgenev mendapat perlakuan yang kejam. Turgenev hidup sebagai bohemian sampai sang ibu meninggal tahun 1850 yang membuat dia menjadi orang kaya karena dianggap mewarisi tanah keluarga. Sumber lain mengatakan tanah warisan itu dia kembalikan kepada keluarganya.
Turgenev mencintai Mme Viardot seumur hidup yang melulu tidak menghiraukan kehadirannya, menemui tanpa tanggapan, tetapi meninggalkan pengaruh yang dalam terhadap hasil karyanya. Turgenev tidak pernah menikah, namun ia mempunyai seorang anak perempuan dari salah seorang petani keluarganya. Turgenev yang tinggi dan besar, mempunyai kepribadian yang pendiam, tertutup, dan lembut tutur katanya.
Turgenev tidak lagi menulis puisi untuk menulis drama (yang juga dia tinggalkan setelah tahun 1852) dan juga prosa fiksi. Sukses besar pertama yang dia peroleh adalah The Sportman’s Sketches (mulai ditulis tahun 1847 dan diterbitkan tahun 1852). Dalam buku tersebut Turgenev menggambarkan kegiatan kaum tani (budak) yang lebih bersemangat ketimbang para majikan mereka berdasarkan pengamatan Turgenev sendiri ketika berburu burung dan kelinci di tanah ibunya di Spasskoye. Hal itu ditanggapi pembaca sebagai bentuk protes terhadap sistem perbudakan.
Tahun 1852 Turgenev dipenjara selama sebulan dan dipaksa mengasingkan diri dari lingkungan di kampung halamannya selama hampir dua tahun karena tulisan yang kelewat memuji kematian pengarang Nikolai Gogol di St. Petersburg Gazette. Salah satu bagian pentingnya berbunyi: “Gogol sudah mati! Hati Rusia manakah yang tidak tergetar oleh ketiga kata itu? Ia telah pergi, kini kita adalah orang yang berhak, ya hak pahit yang diberikan kepada kita oleh maut, untuk menyebutnya besar.” Sensor di St. Petersburg tidak menyetujui pemujaan ini dan melarang penerbitannya, namun Turgenev berhasil membohongi sensor di Moskow dan menerbitkannya.
Karya-karya masterpiece Turgenev termasuk cerita pendek antara lain adalah The Backwater, Asya, First Love, dan yang lebih ambisius lagi adalah novelnya Rudin (1856) dan A Nest of Gentlefolk (1858), On The Eve (1860) dan Fathers and Son (1862) yang dianggap sebagai karya yang menjadi standar fiksi abad ke-19, di mana plot percintaan berkelindan dengan isu-isu sosial yang sedang berkembang. Semua itu mendapat tanggapan berkepanjangan dari para kritikus sastra. Meski demikian, usahanya untuk menarik orang-orang berpengaruh ke dalam golongan yang disebut agnostik (faham keterbukaan) dan materialis – nihilis – Bazarov dibenci oleh penerbit Radical sebagai lelucon.
Turgenev menjadi sangat sensitif terhadap kritik, dia sakit hati terhadap bangsa dan tinggal di luar negeri. Karya-karya yang terakhir sebagian besar bicara tentang masa lalu. Dalam dua novelnya di mana ia mencoba menerima kenyataan, Smoke (1867) dan Virgin Soil (1877), hanya menunjukkan dalamnya kepahitan dan sepenuhnya kehilangan sentuhan kontemporer Rusia. Namun tahun 1880 ketika berkunjung kali terakhir ke Rusia, ia merasakan adanya perkembangan kemajuan yang monumental. Turgenev meninggal tahun 1883 ketika berusia 60 tahun dalam suasana kepedihan jiwa di Bougival, dekat ibu kota Prancis, Paris.
Turgenev adalah penulis Rusia pertama yang karyanya dibaca dan dikagumi di Eropa. Ia dianggap sebagai pengarang yang berhasil di antara novelis Rusia dan pengaruhnya tercatat pada novelis-novelis kemudian. Selama tahun-tahun terakhir kehidupannya, dia bersentuhan erat dengan dunia literatur Prancis, hubungan persahabatan yang intim (khususnya dengan Gustave Flaubert) dan dianggap sebagai ahli oleh pria yang lebih muda seperti Guy de Maupassant. Turgenev sangat terkenal dalam lingkaran Prancis ini, tetapi jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penulis Rusia lainnya seperti Leo Tolstoy, Fyodor Dostoyevsky, dan Nekrasov di mana semua cepat atau lambat datang untuk membencinya. Sesekali ia berkunjung ke Inggris, dan pada 1879 ia dianugerahi gelar D.C.L. oleh Universitas Oxford.
Banyak pengamat menilai bahwa Turgenev adalah penulis Rusia paling puitis (pada abad ke-19 berdasarkan pemilihan kata) dan seorang realis yang merupakan cikal bakal lahirnya realisme sosialis ala Maxim Gorky. Sedangkan Maxim Gorky dijuluki sebagai tokoh (cermin) lahirnya Revolusi Oktober 1917.
Walaupun manusia tunggal, Turgenev pernah mendapat pengaruh yang sangat besar dari pengarang seperti Aleksander Pushkin (sama baiknya dari Lermontov dan George Sand). Sebagian besar novelnya adalah variasi tema dari Eugene Onegin. Dia menggambarkan karakter yang tidak tergantung pada analisis dan psikologi, tetapi pada suasana puitis halus yang menyertai karakter seperti sebuah aura. Hal itu terutama berlaku pada para wanita; mereka selalu lebih kuat dan lebih bersemangat daripada pria, yang (dengan pengecualian tunggal Bazarov) lemah saraf. Gayanya ditandai dengan kesederhanaan yang hati-hati dan kealamian rumit yang menjawab cita-cita tertinggi cita rasa abad ke-19. Sudut pandang yang ditarik dengan hati-hati adalah fitur yang paling menonjol. Turgenev dianggap sebagai salah satu dari novelis besar Victoria, setingkat dengan Thackeray, Hawthorne, dan Henry James, meskipun gayanya yang jauh berbeda dengan para penulis Amerika dan Inggris itu. Turgenev telah sering dibandingkan dengan rekan-rekan sezamannya di Rusia seperti Leo Tolstoy dan Fyodor Dostoyevsky yang menulis novel-novel tentang topik yang sama. Nada melankolis memenuhi tulisan-tulisannya, sebuah analisis diri yang suram. Turgenev tak ada duanya dalam gaya menulis tentang materialisme yang begitu memesona dan nglanturnya yang kebablasan menciptakan karya yang sungguh fenomenal.
Tokoh utama Menjelang, Insarov, memiliki gaya hidup nihilis seperti sang penulis sendiri. Dalam akad nikah Insarov, Turgenev melukiskan tak ada saksi, tak ada surat izin, tak ada apa-apa, kosong – nihil. Pernikahan tersebut adalah kesepakatan berdua antara Insarov dan Yelena. Setelah sah dan resmi membentuk keluarga, mereka mengembara ke mana-mana dalam usaha kembali ke tanah air Insarov – Bulgaria, yang pada waktu ada di bawah kekuasaan bangsa asing yang kejam. Jalan-jalan ke Venezia dengan gondola-gondola yang menggetarkan. Venezia sendiri adalah kota turis kaum menak dan ningrat di Italia. Banyak cerita yang bisa kita simak dalam novel ini.
Meskipun karya Menjelang ini tidak terkenal seperti karya-karya Turgenev lain, tapi bukan berarti jelek. Ada anggapan yang ambivalensi dalam dunia sastra, lukis maupun lainnya, menyatakan bahwa keindahan karya itu hanya untuk dibicarakan dan tidak bisa diperdebatkan. Namun kalau melihat tahun penulisan pada 1859, berarti buku ini ditulis Turgenev ketika berusia 41 tahun, mungkin dalam buku yang berjudul Father & Son dan A Nest of Gentlefolk intuisi ini tercipta antara keselarasan judul buku dan kenyataan yang termaktub dalam isi cerita buku ini yang berbicara antara peristiwa politik dan cinta yang ganjil dan mengharu biru pada penutup cerita. Insarov yang dilukiskan Turgenev sebagai seorang penyakitan itu dengan segala suka dan dukanya berhasil kembali ke tanah airnya dalam keadaan tak bernyawa. Kapal yang ditumpangi ditelan badai. Dan sekali lagi nihilisme menyeruak dalam akhir kisah ini. Yelena, juga menulis surat yang berbau anarkis dan nihilis: “…saya berpisah dengan kalian untuk selamanya…. Kemarin telah meninggal Dmitrii…. Hari ini saya membawa jenazahnya ke Zara…. Tapi pada saya tak ada tanah air lain, selain tanah air D.
Saya, sebagai bekas eksil, ketika membaca novel Turgenev ini, tak bisa lain kecuali menahan tangis. Saya lebih mujur dan berhasil kembali ke tanah air dalam keadaan hidup walau hanya sebagai budak!

Blora, 23 Mei 2017
Soesilo Toer


[1] Seharusnya Bulgaria, namum dalam naskah penerjemah menggunakan Bolgaria, dan hanya sekali menggunakan Bulgaria. Karena itu dalam pengantar ini kami pakai Bulgaria, sementara dalam isi semua memakai Bolgaria.



Mau rasanya aku mengajakmu jalan-jalan, tapi kamu sekarang di bawah pengaruh prosa. Tidurlah, dan bermimpilah angka-angka matematik.

Penulis: IVAN S TURGENEV
Penerjemah: KOESALAH SOEBAGYO TOER
Penyunting: SOESILO TOER
Penerbit: PATABA PRESS
Cetakan Pertama: Juli, 2017
Tebal Buku: xii + 244 halaman, 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-61434-1-9
Harga: Rp. 80.000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar