Pengantar
Pada
tahun 1962 ketika saya beruntung mendapat beasiswa ke Uni Soviet (sekarang
Rusia) dan menjadi mahasiswa persiapan Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas
Persahabatan Rakyat-rakyat yang bernama Universitas Patrice Lumumba, salah
seorang guru bahasa Rusia saya adalah Sofia Ivanovna. Tubuhnya tinggi besar,
berkulit putih kekuningan dan bermata bukan biru atau cokelat, melainkan
kehitaman. Rambutnya juga bukan blonde, putih, atau keperakan, melainkan
kehitaman. Ketika itu tak ada masalah buat saya.
Barulah
ketika saya membaca karya Ivan S Turgenev Nakanunye
yang mempunyai padanan kata Pered,
selesai diterjemahkan pada 5 Maret 2010 oleh Koesalah Soebagyo Toer menjadi Menjelang, nama guru bahasa Rusia itu
menimbulkan pertanyaan besar. Kenapa “Sofia”? Bukankah Sofia itu ibu kota
Bulgaria (atau Bolgaria?)[1]
Saya berpikir, jangan-jangan orang tua Ibu Sofia, kekek-neneknya, atau bahkan
buyutnya adalah migran dari Bulgaria seperti halnya Insarov, salah seorang
tokoh utama dalam buku karya Ivan Sergeyevich Turgenev yang sedang Anda nikmati
ini. Selain Sofia Ivanovna, pada waktu itu juga ada beberapa dosen yang berasal
dari Yunani, antara lain dosen ilmu ekonomi moneter.
Rupanya
sejak zaman dahulu, walaupun Rusia sendiri waktu itu adalah negeri tiran,
banyak dipakai sebagai negeri tujuan penjelajah. Alexander Pushkin misalnya,
dia adalah seorang penyair turunan Negro pertama yang dikenal. Bahkan
Yekaterina I, tsarina Rusia terhebat di dunia sampai dewasa ini, dengan mahkota
yang dihiasi berpuluh permata tak ternilai harganya adalah janda bangsa Viking.
Pejuang sejati yang bahu membahu dalam memperluas Kekaisaran Rusia. Apalagi
sesudah Revolusi Prancis dan abad ke-20 ketika komunisme muncul. Termasuk
orang-orang Indonesia, Semaoen, Moesso, Tan Malaka, dan lainnya. Juga ketika
zaman tumbangnya Orde Lama dan lahirnya Orde Baru. Para eksil di Rusia kemudian
berekspatriat ke negeri Belanda. Rupanya Insarov juga seperti itu. Tokoh
“siluman” misterius yang punya hubungan dengan gadis Rusia bernama Yelena.
Insarov hidup serbarahasia dan tidak jelas apa kerjanya, tugasnya, dan dari
mana penghasilannya. Begitulah Turgenev menggarap tokoh itu.
Turgenev
adalah seorang anarkis dan nihilis seperti juga Leo Tolstoy yang digelari
anarkis Katolik. Dia berumur 19 tahun ketika Alexander
Pushkin tewas duel melawan de’Anthes. Turgenev lahir di Orel pada 1818 dari
keluarga terpandang daerah setempat. Ayahnya bernama Sergei Nikolayevich
Turgenev adalah seorang kolonel resimen kavaleri yang meninggal ketika ia
berusia 16 tahun. Seperti juga Gustave Flaubert, Maxim Gorky, dan Tchaikovsky, ayah
Turgenev menikah dengan wanita yang lebih tua bernama Varvara Petrovna
Lutovinova karena uang. Hal itu menyebabkan wanita dengan sendirinya memiliki tingkah
laku kejam – tiran, baik terhadap anak-anaknya maupun terhadap pada abdi atau
budak-budaknya.
Semula
Turgenev mendapat pendidikan rumah, kemudian ke
universitas di Moskow, St. Petersburg dengan fokus pada studi klasik, sastra
Rusia dan filologi, dan pada tahun 1839-1840 tinggal di Berlin. Ia belajar
filsafat (umumnya Hegel) dan sejarah di Universitas Berlin. Selama di luar negeri itu Turgenev berhubungan dengan para intelektuil
muda Rusia dan pemikir-pemikir politik radikal sehingga timbul antusiasmenya
pada kebudayaan Barat dan menjadi kebarat-baratan yang berbeda dengan seorang
Slavofil. Ia yakin bahwa Rusia dapat memperbaiki diri dengan meniru Barat dan
membuang semua lembaga yang sudah ketinggalan zaman, seperti pemilikan petani
penggarap. Seorang petani penggarap keluarganya pernah membacakan bait-baik
dari Rossiad karya Kheraskov, seorang penyair terkemuka pada abad ke-18.
Pada tahun 1841 dia
kembali ke Rusia menjadi pegawai sipil selama dua tahun, sebelum ia menjatuhkan
pilihan mutlak pada sastra. Tulisan-tulisan awal Turgenev dalam sastra, puisi,
dan sketsa, menunjukkan tanda-tanda bahwa ia seorang jenius. Tahun 1843 Turgenev menerbitkan karya berjudul Parasha, sebuah cerita bersajak yang
diulas dengan sangat menyenangkan oleh Belinsky, yang saat itu merupakan
seorang kritikus Rusia terkemuka. Turgenev tidak
memiliki surat-surat keterangan sipil dan sangat tergila-gila dengan penyanyi
kondang waktu itu bernama Pauline Garcia atau yang lebih dikenal dengan
panggilan Mme Viardot. Hal itu mengganggu sang ibu sehingga memotong
penghasilannya. Hubungan mereka menjadi tegang dan Turgenev mendapat perlakuan
yang kejam. Turgenev hidup sebagai bohemian sampai sang ibu meninggal tahun
1850 yang membuat dia menjadi orang kaya karena dianggap mewarisi tanah
keluarga. Sumber lain mengatakan tanah warisan itu dia kembalikan kepada
keluarganya.
Turgenev mencintai Mme
Viardot seumur hidup yang melulu tidak menghiraukan kehadirannya, menemui tanpa
tanggapan, tetapi meninggalkan pengaruh yang dalam terhadap hasil karyanya. Turgenev
tidak pernah menikah, namun ia mempunyai seorang anak perempuan dari salah
seorang petani keluarganya. Turgenev yang tinggi dan besar, mempunyai
kepribadian yang pendiam, tertutup, dan lembut tutur katanya.
Turgenev tidak lagi
menulis puisi untuk menulis drama (yang juga dia tinggalkan setelah tahun 1852)
dan juga prosa fiksi. Sukses besar pertama yang dia peroleh adalah The Sportman’s Sketches (mulai ditulis
tahun 1847 dan diterbitkan tahun 1852). Dalam buku tersebut Turgenev
menggambarkan kegiatan kaum tani (budak) yang lebih bersemangat ketimbang para
majikan mereka berdasarkan pengamatan Turgenev sendiri ketika berburu burung
dan kelinci di tanah ibunya di Spasskoye. Hal itu ditanggapi pembaca sebagai
bentuk protes terhadap sistem perbudakan.
Tahun 1852 Turgenev dipenjara
selama sebulan dan dipaksa mengasingkan diri dari lingkungan di kampung
halamannya selama hampir dua tahun karena tulisan yang kelewat memuji kematian
pengarang Nikolai Gogol di St. Petersburg Gazette. Salah satu bagian pentingnya
berbunyi: “Gogol sudah mati! Hati Rusia manakah yang tidak tergetar oleh ketiga
kata itu? Ia telah pergi, kini kita adalah orang yang berhak, ya hak pahit yang
diberikan kepada kita oleh maut, untuk menyebutnya besar.” Sensor di St.
Petersburg tidak menyetujui pemujaan ini dan melarang penerbitannya, namun
Turgenev berhasil membohongi sensor di Moskow dan menerbitkannya.
Karya-karya masterpiece Turgenev termasuk cerita
pendek antara lain adalah The Backwater,
Asya, First Love, dan yang lebih ambisius lagi adalah novelnya Rudin (1856) dan A Nest of Gentlefolk (1858), On
The Eve (1860) dan Fathers and Son
(1862) yang dianggap sebagai karya yang menjadi standar fiksi abad ke-19, di
mana plot percintaan berkelindan dengan isu-isu sosial yang sedang berkembang.
Semua itu mendapat tanggapan berkepanjangan dari para kritikus sastra. Meski
demikian, usahanya untuk menarik orang-orang berpengaruh ke dalam golongan yang
disebut agnostik (faham keterbukaan) dan materialis – nihilis – Bazarov dibenci
oleh penerbit Radical sebagai lelucon.
Turgenev menjadi sangat
sensitif terhadap kritik, dia sakit hati terhadap bangsa dan tinggal di luar
negeri. Karya-karya yang terakhir sebagian besar bicara tentang masa lalu. Dalam dua novelnya di mana ia mencoba menerima
kenyataan, Smoke (1867) dan Virgin Soil (1877), hanya menunjukkan
dalamnya kepahitan dan sepenuhnya kehilangan sentuhan kontemporer Rusia. Namun tahun 1880 ketika berkunjung kali terakhir
ke Rusia, ia merasakan adanya perkembangan kemajuan yang monumental. Turgenev
meninggal tahun 1883 ketika berusia 60 tahun dalam suasana kepedihan jiwa di
Bougival, dekat ibu kota Prancis, Paris.
Turgenev adalah penulis
Rusia pertama yang karyanya dibaca dan dikagumi di Eropa. Ia dianggap sebagai
pengarang yang berhasil di antara novelis Rusia dan pengaruhnya tercatat pada
novelis-novelis kemudian. Selama tahun-tahun terakhir kehidupannya, dia
bersentuhan erat dengan dunia literatur Prancis, hubungan persahabatan yang
intim (khususnya dengan Gustave Flaubert) dan dianggap sebagai ahli oleh pria
yang lebih muda seperti Guy de Maupassant. Turgenev sangat terkenal dalam
lingkaran Prancis ini, tetapi jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
penulis Rusia lainnya seperti Leo Tolstoy, Fyodor Dostoyevsky, dan Nekrasov di
mana semua cepat atau lambat datang untuk membencinya. Sesekali ia berkunjung
ke Inggris, dan pada 1879 ia dianugerahi gelar D.C.L. oleh Universitas Oxford.
Banyak pengamat menilai
bahwa Turgenev adalah penulis Rusia paling puitis (pada abad ke-19 berdasarkan
pemilihan kata) dan seorang realis yang merupakan cikal bakal lahirnya realisme
sosialis ala Maxim Gorky. Sedangkan Maxim Gorky dijuluki sebagai tokoh (cermin)
lahirnya Revolusi Oktober 1917.
Walaupun manusia tunggal, Turgenev pernah
mendapat pengaruh yang sangat besar dari pengarang seperti Aleksander Pushkin
(sama baiknya dari Lermontov dan George Sand). Sebagian besar novelnya adalah
variasi tema dari Eugene Onegin. Dia
menggambarkan karakter yang tidak tergantung pada analisis dan psikologi,
tetapi pada suasana puitis halus yang menyertai karakter seperti sebuah aura.
Hal itu terutama berlaku pada para wanita; mereka selalu lebih kuat dan lebih
bersemangat daripada pria, yang (dengan pengecualian tunggal Bazarov) lemah
saraf. Gayanya ditandai dengan kesederhanaan yang hati-hati dan kealamian rumit
yang menjawab cita-cita tertinggi cita rasa abad ke-19. Sudut pandang yang
ditarik dengan hati-hati adalah fitur yang paling menonjol. Turgenev dianggap
sebagai salah satu dari novelis besar Victoria, setingkat dengan Thackeray,
Hawthorne, dan Henry James, meskipun gayanya yang jauh berbeda dengan para
penulis Amerika dan Inggris itu. Turgenev telah sering dibandingkan dengan
rekan-rekan sezamannya di Rusia seperti Leo Tolstoy dan Fyodor Dostoyevsky yang
menulis novel-novel tentang topik yang sama. Nada melankolis memenuhi
tulisan-tulisannya, sebuah analisis diri yang suram. Turgenev tak ada duanya dalam gaya menulis tentang materialisme
yang begitu memesona dan nglanturnya yang kebablasan menciptakan karya yang
sungguh fenomenal.
Tokoh
utama Menjelang, Insarov, memiliki
gaya hidup nihilis seperti sang penulis sendiri. Dalam akad nikah Insarov,
Turgenev melukiskan tak ada saksi, tak ada surat izin, tak ada apa-apa, kosong
– nihil. Pernikahan tersebut adalah kesepakatan berdua antara Insarov dan
Yelena. Setelah sah dan resmi membentuk keluarga, mereka mengembara ke
mana-mana dalam usaha kembali ke tanah air Insarov – Bulgaria, yang pada waktu
ada di bawah kekuasaan bangsa asing yang kejam. Jalan-jalan ke Venezia dengan
gondola-gondola yang menggetarkan. Venezia sendiri adalah kota turis kaum menak
dan ningrat di Italia. Banyak cerita yang bisa kita simak dalam novel ini.
Meskipun karya Menjelang ini tidak terkenal seperti
karya-karya Turgenev lain, tapi bukan berarti jelek. Ada anggapan yang
ambivalensi dalam dunia sastra, lukis maupun lainnya, menyatakan bahwa
keindahan karya itu hanya untuk dibicarakan dan tidak bisa diperdebatkan. Namun
kalau melihat tahun penulisan pada 1859, berarti buku ini ditulis Turgenev
ketika berusia 41 tahun, mungkin dalam buku yang berjudul Father & Son dan A Nest
of Gentlefolk intuisi ini tercipta antara keselarasan judul buku dan
kenyataan yang termaktub dalam isi cerita buku ini yang berbicara antara
peristiwa politik dan cinta yang ganjil dan mengharu biru pada penutup cerita. Insarov yang
dilukiskan Turgenev sebagai seorang penyakitan itu dengan segala suka dan
dukanya berhasil kembali ke tanah airnya dalam keadaan tak bernyawa. Kapal yang
ditumpangi ditelan badai. Dan sekali lagi nihilisme menyeruak dalam akhir kisah
ini. Yelena, juga menulis surat yang berbau anarkis dan nihilis: “…saya berpisah dengan kalian untuk
selamanya…. Kemarin telah meninggal Dmitrii…. Hari ini saya membawa jenazahnya
ke Zara…. Tapi pada saya tak ada tanah air lain, selain tanah air D.”
Saya,
sebagai bekas eksil, ketika membaca novel Turgenev ini, tak bisa lain kecuali
menahan tangis. Saya lebih mujur dan berhasil kembali ke tanah air dalam
keadaan hidup walau hanya sebagai budak!
Blora, 23 Mei 2017
Soesilo Toer
[1] Seharusnya Bulgaria, namum dalam naskah penerjemah menggunakan
Bolgaria, dan hanya sekali menggunakan Bulgaria. Karena itu dalam pengantar ini
kami pakai Bulgaria, sementara dalam isi semua memakai Bolgaria.
Mau
rasanya aku mengajakmu jalan-jalan, tapi kamu sekarang di bawah pengaruh prosa.
Tidurlah, dan bermimpilah angka-angka matematik.
Penulis:
IVAN S TURGENEV
Penerjemah:
KOESALAH SOEBAGYO TOER
Penyunting:
SOESILO TOER
Penerbit:
PATABA PRESS
Cetakan
Pertama: Juli, 2017
Tebal
Buku: xii + 244 halaman, 14 x 21 cm
ISBN:
978-602-61434-1-9
Harga:
Rp. 80.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar